06 August 2010

10 Noda Transporter Yang Harus Dihindari

Bukan bermaksud mengadili kesalahan dari transprter, tetapi cuma berniat untuk bagi informasi kepada pencinta logistic agar hal-hal negatif nanti yang dibaca disini tidak terjadi ditempat anda. Kalau yang positif sepertinya tidak perlu ditegaskan lagi, banyak sekali bantuan yang dapat diperoleh dari transporter. Dan sekali lagi, bagi transporter yang memang belum dan tidak pernah melakukan ‘noda-noda’ tsb tidak perlu kuatir, pertahankan iman dan komitment anda. Pepatah kuno yang masih patut kita renungkan : “Becik ketitik Olo ketoro – Yang baik akan tetap laik dan yang jelek pasti terdetek”

Peranan Transporter Di Dalam Logistic

Coba baca kembali pada seri gudangology Effektifitas Transportasi Logistik, disana dinyatakan bahwa unsur transportasi mengkonsumsi lebih dari 60% biaya yang dikeluarkan untuk keperluan logistic. Transportasi memiliki peranan yang sangat vital didalam mendistribusikan barang-barang dan sekaligus sebagai gudang berjalan. Tanpa adanya unsur transportasi, maka sebuah pergudangan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan saja.

Mengapa unsur biaya transportasi di Indonesia sedemikian besar, hal ini didukung dengan beberapa alasan klasik yang sering kita dengar dalam setiap diskusi seperti kondisi innfrastruktur yang belum sempurna atau memang banyaknya biaya under table (tidak resmi) yang mesti dikeluarkan oleh fihak transporter dalam menjalankan tugasnya dan inilah yang akan dibahas disini.

Daftar “Noda” Transporter

Dikatakan daftar noda sebab apa yang dilakukan oleh transporter tsb dapat membawa malapetaka pada fihak yang berhubungan dengannya, baik secara finansial yang berdampak pada biaya tinggi maupun mental dari karyawan yang dapat tercemari.

Jenis Noda 1: Memberikan “fee”
Secara bisnis uang yang diberikan kepada fihak perusahaan dari transporter adalah masuk unsur biaya. Tetapi kalau uang yang diterima tidak masuk kedalam kas perusahaan, tetapi langsung ke kantong pribadi oknum perusahaan jelaslah akan menjadi preseden buruk yakni penyuapan. Fee ini biasanya diberikan untuk mendapatkan kontrak kerja pengiriman barang dan pemberian dapat bersifat sekali pada awal kontrak atau bersifat bulanan seperti halnya komisi dari besarnya pengiriman yang dilakukan.

Dampak ke perusahaan:
Fee yang diberikan oleh transporter tsb langsung berdampak pada meningkatnya biaya pengiriman yang akan dibebankan oleh si transporter, kalaupun secara price list harganya masih rendah, berarti kalau tanpa fee tsb maka harga yang diberikan oleh transporter dapat lebih rendah lagi. Dampak kedua adalah kemungkinan terjadinya pengurangan kualitas pengiriman barang, bisa saja trucknya tidak standard karena berasal dari pinggir jalan (free lance), sopirnya asal bisa nyopir dan tidak jelas kapan pengembalian document pengiriman (POD).

Jenis Noda 2: Investasi Truck oleh oknum karyawan
Banyak alasan yang berkesan ideal saat transporter mengemukakan ide ‘briliant’ ini. Dengan invest truck dari oknum karyawan maka total truck akan lebih banyak, tidak akan melibatkan langsung oknum karyawan sehingga semuanya nampak rapih dan tidak berdampak langsung pada peningkatan biaya pengiriman. Sang oknum hanya menerima uang bulanan dalam bentuk keuntungan yang diperoleh sesuai dengan aktifitas truck yang dimilikinya.

Dampak ke perusahaan:
Karena si oknum tsb memiliki truck sendiri yang dikelola oleh transporter dan ia mendapatkan uang dari kuantitas pengiriman yang dilakukan oleh truck tsb, maka tentu ia berharap semakin hari akan semakin tinggi keuntungan yang diperolehnya. Si oknum akan melakukan intervensi kepada si transporter untuk mendahulukan muatan dengan trucknya. Celakanya biasanya transporter tidak hanya ‘meracuni’ satu oknum karyawan saja, tetapi bisa lebih dari 1 sehingga kalau pas muatannya minim, maka akan terjadi ketegangan internal memperebutkan muatan.

Jenis Noda 3: Memberikan Uang pada staff
Sering kali kelihatan sopir transporter memberikan uang parkir (tidak resmi) kepada petugas, uang muat kepada staff lapangan dan uang rokok kepada staff dokumen transport. Nampaknya hal ini sudah membudaya dan wajar sudah menjadi rahasia umum.

Dampak ke perusahaan:
Sopir akan berusaha mencari uang tambahan dengan segala cara, apakah ngobyek diluar, kerja sama dengan staff atau minta tambahan biaya kepada tarnsporternya. Belum lagi kalau sampai staff didalam gudang mengetahui hal ini, mereka akan komplen dan bisa-bisa mogok karena mereka yang mempersiapkan barangnya kok yang dapat rejeki malah staff transport di loading dock.

Jenis Noda 4: Menyulap Muatan
Sebuah truk box yang dilegkapi security seal dari metal masih terdapat kekurangan pengiriman barang pada waktu dibongkar, padahal seal tsb masih erat menempel pada pintu dan bernomor seri yang sama dengan pada waktu barang dimuat. Kejadian ini mungkin karena ”kelihaian“ sang sopir yang dapat menyulap pintu yang disegel dengan security seal dapat lepas karena dicopot engselnya tanpa merusak sealnya.

Dampak ke perusahaan:
Jelas perusahaan akan menderita klaim dari consumen karena barang yang hilang tsb seolah-olah tidak dikirimkan oleh perusahaan. Transporter disini ’bersih’ karena sealnya masih utuh.

Jenis Noda 5: Sopir Minum Bensin
Ini adalah istilah yang membumi dikalangan sopir. Sopir mengurangi jatah solar dengan cara menjualnya atau mengurangi pada saat mengisi di POM Bensin.

Dampak ke perusahaan:
Biaya operasional kendaraan akan lebih tinggi dari normal.

Jenis Noda 6: Ngobyek - Lembur
Kalau anda sering mendapatkan alasan as patah, persneling rusak atau ban kempes sebaiknya anda lebih berhati-hati. Sering kali oknum sopir mempergunakan alasan ini untuk mendapatkan objekan non tugasnya untuk mengirimkan barang lain atau untuk mendapatkan uang lembur.

Dampak ke perusahaan:
Jumlah ritasi kendaraan akan semakin rendah dan biaya operasional kendaraan akan lebih tinggi dari normal.

Jenis Noda 7: Jual Ban
Kalau anda sebagai supervisor transportasi yang mengelola truck-truck besar, pastikan anda memiliki cara bagaimana memonitor ban-ban baru yang ada di truck anda. Bagi oknum sopir, kesempatan jual ban baru dan ditukar dengan ban yang lama sudah menjadi standard operasinya.

Dampak ke perusahaan:
Biaya operasional kendaraan akan lebih tinggi dari normal.

Jenis Noda 8: Kong Kalikong Staff Pengiriman
Istilah lainnya adalah “nyolong”. Oknum sopir dan oknum karyawan perusahaan memiliki deal jahat untuk melebihkan kuantitas pengiriman yang tidak sesuai dengan dokumen. Barang akan dibongkar lebih dahulu untuk dikeluarkan dan kemudian melanjutkan pengirimannya ke konsumen yang dituju.

Dampak ke perusahaan:
Barang di perusahaan akan berkurang tanpa sengaja dan ketahuan baru pada saat stock take.

Jenis Noda 9: Mengganti truck standard dengan truck ’asal-asalan’
Ada transporter yang nakal yang pada waktu mengadakan tender menunjukan truk-truknya yang ”standard“, namun pada waktu kerja sama sedang berjalan ia menggantikan dengan truk yang asal-asalan.

Dampak ke perusahaan:
Mengurangi kualitas pengiriman dan beresiko kehilangan barang karena trucknya tidak jelas asalnya.

Jenis Noda 10: Kantornya hilang
Kejadian nyata: transporter datang dengan penawaran yang menarik, harga sangat bersaing, mampu memberikan apa saja yang diminta. Namun setelah 3 bulan operasional, tiba-tiba 5 truck yang sedang melakukan pengiriman tidak pernah sampai ditujuan dan waktu kantornya didatangi ternyata sudah kosong.

Dampak ke perusahaan:
Kerugian yang sangat besar karena hilangnya barang dan nama baik perusahaan.

Resep Pencegahannya

Mencegah lebih baik dari pada mengobati adalah kata-kata yang masih layak untuk diterapkan didalam bisnis transportasi. Untuk menghindari terjadinya 10 noda transportasi, cobalah ikuti petunjuk dibawah ini:


1. Lakukan proses penjaringan transportasi dengan terbuka dan transparant, coba baca seri gudangology Cara Pinter Milih Transporter.
2. Jalankan komitmen anti KKN dengan cara menerbitkan Surat Pernyataan Anti KKN baik kepada seluruh transporter dan karyawan perusahaan.
3. Berikan sanksi yang tegas, siapapun terlibat pemberian uang tidak resmi akan berdampak pada 2 sisi, karyawan perusahaan dan transporter yang bersangkutan.
4. Implementasikan tehnologi komunikasi dan deteksi (GPS) untuk setiap transporter yang menjadi partner untuk mengontrol keberadaan mobilnya.
5. Terapkan standard K3 atau HSSE yang tinggi untuk mengindari adanya permainan oknum sopir.
6. Lakukan training sopir secara rutin dan berkesinambungan.
7. Adakan meeting rutin bulanan untuk memberikan laporan kinerja masing-masing transporter sehingga tercipta suasana kompetisi yang positif.
8. Tingkatkan norma-norma beragama dan social dilingkungan perusahaan.
9. Mintalah komitment dari Management perusahaan anda untuk bersama-sama melakukan management yang clean and clear.

Transportasi memiliki peranan yang sangat penting didalam aktifitas logistik, oleh karenanya ia mempunyai saham lebih dari 60% biaya yang harus dikonsumsinya.
Paling tidak ada 10 noda transporter yang biasanya sering terjadi didalam bisnis logistik dan keseluruhan noda tsb dapat menyebabkan kerusakan moral karyawan dan juga biaya tinggi yang berlipat.

Dengan melakukan pencegahan sejak diawal, tentunya perusahaan akan mendapatkan biaya yang paling kompetitif dan pelayanan yang paling tinggi.
Diperlukan komitment yang tinggi dari perusahaan untuk dapat menciptakan suasana kerja yang bersih dan jernih (clean dan clear).

free counters


No comments:

Post a Comment