02 June 2011

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (M3PEI)


Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (M3PEI) merupakan roadmap yang meiliki arah yang jelas, strategi yang cerdas, focus dan terukur untuk mencapai
cita-cita pembangunan Indonesia di masa depan, yaitu menjadi masyarakat yang mandiri, maju, adil dan makmur secara resmi pelakasanaanya diluncurkan oleh Presiden RI di Jakarta .

Acara peluncuran MP3EI ini dihadiri oleh Kepala Lembaga Tinggi Negara,
Pimpinan Partai Politik, Para Menteri/Kepala LPNK, Gubernur, Ketua
DPRD Propinisi, Komite Ekonomi Nasiona, Komite Inovasi Nasional,
Bupati/Walikota, Kedutaan dan Lembaga Internasional, Kamar Dagang
Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Dunia Usaha, BUMN, serta
Universitas.

Pada awal peresmian MP3EI, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia
memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi kekuatan
utama (driver) ekonomi Indonesia. Saat ini, Indonesia menduduki
peringkat 17 ekonomi dunia, dengan pendapatan per kapita sekitar US$
3,000 pada tahun 2010. Jika sesuai dengan rencana pemerintah, maka
Indonesia sudah masuk ke dalam negara kategori high income country
pada tahun 2025. Indonesia sedang berupaya untuk berubah dari factor
driven economy menuju efficiency-driven economy. Presiden menghimbau,
agar bangsa Indonesia menyadari bahwa potensi yang dimiliki Indonesia
untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia tidak serta merta bisa
terwujud. Terdapat tantangan-tantangan yang perlu dihadapi yaitu:

1. Aktivitas ekonomi belum berfokus pada industry pengolahan/peningkatan hasil tambah;

2. Kesenjangan antar wilayah. Masih terdapat kesenjangan pembangunan
ekonomi antara Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur.
Hal ini dapat terlihat dari distribusi PDRB masing-masing propinsi di
Indonesia yang tidak merata.

3. Keterbatasan Infarstruktur. Berdasarkan Global Competitiveness
Report 2010, Infrastruktur Indonesia berada pada ranking 82 dari 139
negara.

4. Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang saat ini
sekitar 50% tenaga kerja di Indonesia masih berpendidikan sekolah
dasar dan hanya sekitar 8% yang berpendidikan diploma/sarjana.

5. Urbanisasi yang sangat cepat. BPS memprediksi pada tahun 2025
penduduk di kawasan perkotaan akan mencapai 65%. Implikasinya yaitu
terjadinya peningkatan pada pola pergerakan, perubahan pola konsumsi,
struktur produksi, konflik penggunaan lahan, struktur ketenagakerjaan,
dan distribusi barang dan jasa yang membutuhkan dukungan infrsatruktur
yang handal.

6. Dampak perubahan iklim.
Untuk itu, diperlukan sebuah perencanaan yang matang untuk
memanfaatkan momentum bergabung ke dalam Negara-negara emerging
market. Pemerintah kemudian menyusun sebuah blueprint percepatan
trasnformasi ekonomi yang perlu didukung oleh berbagai terobosan dan
perubahan pola pikir di dalam perumusan strategi dan kebijakan jangka
pendek, menengah, maupun jangka panjang, tidak cukup hanya secara
business as usual. Perencanaan tersebut diejawantahkan dalam
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI). Masterplan ini mencakup 22 aktifitas ekonomi utama Indonesia
dan merupakan adaptasi serta integrasi dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2002 – 20025.

Pada acara peluncuran MP3EI ini, Presiden Republik Indonesia
melakukan pencangan groundbreaking di enam koridor yang diwakili oleh
empat lokasi yaitu Sei Mangkei (Sumatera Utara), Cilegon (Banten),
Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), dan Timika (Papua). Proyek-proyek
yang dicanangkan yaitu:

1. Lokasi Peluncuran di Sei Mangkei (Sumatera Utara) dengan proyek
sebagai berikut:

* Pembangunan Proyek Pengembangan Kawasan Industri Kelapa Sawit
Sei Mangkei (Sumatera Utara). Proyek ini dilaksanakan oleh PT
Perkebunan Negara III (PT PTPN III) sampai dengan tahun 2014 dengan
nilai investasi mencapai Rp 1,8 Triliun dan diharapkan dapat menyerap
tenaga kerja sekitar 3.000 tenaga kerja. Pembangunan ini diharapkan
berbagai Industri pengolahan dan turunan (hilirisasi) dari sektor
kepala sawit dapat berkembang dan menjadi stimulus bagi investor
seperti industri minyak kelapa sawit, bahan bakar nabati, zat kimia
oleo, zat surfaktan, kertas, pupuk organik dan makanan ternak.

* Proyek Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1
dan 2 di Kota Takengon, Aceh Tengah. Proyek PLTA ini mempunyai total
kapasitas terpasang sebesar 88 mega watt yang akan didanai dari
pinjaman lunak JICA (Japan International Cooperation Agency) dengan
perkiraan biaya sebesar Rp 3,5 Trilliun. Proyek ini diharapkan selesai
pada akhir tahun 2015. Tujuan pembangunan PLTA ini adalah untuk
mengatasi keterbatasan pasokan listrik, meningkatkan stabilitas beban
puncak listrik pada sistem kelistrikan di Aceh yang terhubung dengan
sistem interkoneksi Sumatera, merupakan salah satu upaya PLN
mengurangi penggunaan BBM , dan meningkatkan penyediaan energi yang
ramah lingkungan.

* Pembangunan “Telkom True Broadband Access National” di koridor
Sumatera yaitu membangun 2.423.000 homepass dengan nilai investasi
sebesar Rp 4,1 Trilliun dengan menggunakan pembiayaan dari anggaran
internal Telkom.

2. Lokasi Peluncuran di Cilegon (Banten) dengan proyek sebagai berikut:

* Proyek Pembangunan Pabrik Baja Modern yang merupakan joint
venture antara PT Krakatau Steel dengan POSCO Korea Selatan dengan
nilai investasi sebesar Rp 60 Triliun. Pada pembangunan tahap pertama
akan memiliki kapasitas produksi sebesar 2,5 juta ton dengan nilai
investasi sebesar Rp 30 Triliun. Pada saat operasi penuh maka
kapasitas produksi akan mencapai sekitar 5 juta ton baja industri per
tahun.

* Proyek Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa
Barat yan bertujuan untuk dimungkinkannya penghematan pemerintah dari
pemanfaatan LNG untuk pembangkit Muara Karang dan Tanjung Priok. Nilai
proyek sekitar Rp 59 Triliun yang terdiri dari nilai penjualan gas;

* Proyek Perluasan Pabrik Stamping, Engine, Casting, dan
Assembling Kendaraan Bermotor oleh PT. Astra Daihatsu Motor berlokasi
di Kawasan Industri Surya Cipta km. 54, Jakarta – Karawang dengan
investasi mencapai Rp. 2,4 Triliun dan produksi pertamanya akan
dimulai operasi pada sekitar 2014 dan pengembangan kapasitas penuh
berupa produksi mobil 100.000/thn akan selesai pada tahun 2016.
Pabrik mobil ini akan menyerap 5000 orang tenaga kerja.

* Proyek Ground Breaking lainnya adalah Proyek Jalan Bebas
Hambatan Tanjung Priok seksi E2 dan NS yang berlokasi di Jakarta.
Proyek ini dibiayai oleh JBIC, Pemerintah Pusat, Pemda, PT. Angkasa
Pura dan Jasa Marga dengan investasi mencapai Rp. 1,6 Triliun dan
akan dimulai pada tahun 2011. Manfaat jalan bebas hambatan Tanjung
Priok, adalah untuk meningkatkan perekonomian nasional dengan
kelancaran distribusi barang dari dan menuju Kawasan Industri dibagian
barat dan timur Jakarta, serta meningkatkan daya saing Pelabuhan
Tanjung Priok (saat ini Pelabuhan Tanjung Priok pada peringkat 24
dunia dalam jumlah arus peti kemas yang keluar masuk).

* Proyek Chemical Grad Alumunium (CGA) berlokasi di Tayan,
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Pelaksana proyek ini adalah PT.
Antam yang diharapkan akan selesai pembangunannya pada tahun 2013
dengan perkiraan investasi mencapai Rp. 4,3 Triliun.

* Pembangunan “Telkom True Broadband Access National” yaitu di
Koridor Ekonomi Jawa, dan siap dibangun 8.735.800 homepass dengan
investasi sebesar 13,745 Triliun dari tahun 2011-2015 dengan
menggunakan anggaran internal Telkom.

3. Lokasi Peluncuran Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat) dengan proyek
sebagai berikut:

* Proyek Waduk Pandan Duri berlokasi di Kabupaten Lombok Timur,
NTB. Investor pelaksana melibatkan Pemerintah Pusat dan Pemda dengan
perkiraan investasi Rp. 728 Miliar yang direncanakan selesai pada
tahun 2014. Manfaat dari proyek ini adalah untuk penyediaan air untuk
lahan irigasi total 10.350 Hektar dari lahan non teknis menjadi teknis
dari produksi semula 3,5 ton per hektar menjadi 6 ton per hektar,
serta dapat mengurangi debit banjir, dan mendukung pengembangan sektor
wisata di Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara. Untuk mempercepat
pelaksanaan pembangunan bendungan Pandanduri, Pemerintah Provinsi NTB
dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur sejak tahun 2005 secara
bersama-sama melaksanakan pembebasan lahan untuk areal genangan seluas
306,5 hektar dengan dana sebesar Rp. 81,02 Miliar rupiah dari rencana
total areal seluas 442 hektar.

* Proyek rencana Pembangunan Bandara Internasional Ngurah Rai
sebagai pintu gerbang pariwisata, maka pada Koridor Ekonomi
Bali-Nusa Tenggara direalisasikan proyek-proyek antara lain:
Pembangunan terminal internasional baru, pembangunan gedung penghubung
antara terminal internasional dan domestik, Baggage Handling System,
renovasi existing terminal internasional, perluasan Apron, pembangunan
gedung parkir, penataan pantai sisi barat, pembangunan gedung kargo
internasional, dan pembangunan access road, fly over dengan nilai
proyek Rp.2,05 triliun, dengan sumber dana dari BUMN.

* Proyek Bendungan Titab akan dibangun di Desa Ularan,Buleleng,
Bali dilaksanakan oleh pemerintah pusat, dengan sumber dana dibiayai
oleh APBN dengan perkiraan investasi Rp.481 miliar dan akan dimulai
pada tahun 2011. Pembangunan ini diharapkan akan bermanfaat bagi
keperluan masyarakat petani, mencegah banjir, dan lebih lanjut dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

* Proyek Penerbangan Jalur Baru Garuda Indonesia dengan investor
pelaksana PT. Garuda Indonesia. Jalur ini akan melayani penerbangan
dari Makasar ke 13 kota besar di Indonesia Bagian Timur dan Luar
Negeri, yaitu: Manado, Ternate, Ambon, Biak, Jayapura, Denpasar,
Surabaya, Jakarta, Balikpapan,Timika, Palu, Gorontalo dan Singapura.
Pembukaan hub di Makasar ini selain dilaksanakan sebagai salah satu
program pengembangan network, juga dalam rangka mendukung MP3EI.

* Pembangunan “Telkom True Broadband Access National”, yaitu di
Koridor Ekonomi Bali dan NusaTenggara, dan siap dibangun 475.600
homepass dengan investasi sebesar Rp.787 Miliar dari 2011-2015 dengan
menggunakan anggaran internal Telkom.

4. Lokasi Peluncuran Timika (Papua) dengan proyek sebagai berikut

* Proyek Jalan Raya Timika - Enarotali sepanjang 269 km pada
Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku, dengan investasi sebesar Rp.
900 Miliar yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Papua dan
Pemerintah Kabupaten Merauke. Proyek Jalan Raya dari Merauke – Waropko
sepanjang 511 km yang akan membutuhkan dana sebesar Rp. 2,2 Triliun,
sebagai tahap kedua, sebelum akhirnya menembus ke Jayapura.

* Proyek Pertambangan dan Pabrik Pengolahan Nikel dan Kobal dengan
Teknologi Hidrometallurgi di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera
Timur, Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku. Proyek ini didanai oleh
PT. Weda Bay Nickel sebesar Rp. 50 Triliun yang akan dilaksanakan
dalam dua tahap. Tahap pertama diperkirakan selesai pada tahun 2016
dan tahap kedua pada tahun 2021, dengan penyerapan tenaga kerja
sebanyak 2.500-3.000 orang pada saat operasi.

* Proyek PLTS Miangas di Sulawesi Utara, di Koridor Ekonomi
Sulawesi dan Proyek PLTS Sebatik Kalimantan Timur, di Koridor Ekonomi
Kalimantan dengan kapasitas masing-masing adalah 150 kwh dan 200 kwh
yang akan dimulai tahun 2011 oleh PT. PLN. Kedua PLTS ini merupakan
bagian dari proyek pembangunan dari proyek PLTS 100 Pulau. Tujuan dari
pembangunan proyek PLTS 100 pulau adalah untuk memberi fasilitas
kelistrikan di 100 pulau terluar Indonesia tanpa tergantung pada bahan
bakar energi konvensional.

* Pembangunan “Telkom True Broadband Access National” di Koridor
Ekonomi Papua dan Kep.Maluku, dan siap dibangun 129.600 homepass
dengan investasi sebesar Rp. 281 Miliar dengan anggaran internal
Telkom.

Sumber:
Kedeputian Infrsatruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian
Koordinator Bidang Prekonomian
free counters


No comments:

Post a Comment