17 January 2011

Hal Baik Yang Dapat Di Contek Dari Logistik Jepang (1)

6-23 Desember 2010 lalu, penulis bersama dengan 21 teman-teman lainnya mendapatkan kesempatan belajar memperdalam pengetahuan logistik ke negara yang 55 tahun lalu merupakan negara yang “paling” menderita didalam peperangan dunia II dan kini diabad 20+ an menjadi suatu negara adidaya yang memiliki nilai logistik plus-plus.

Oleh-oleh logistik ini akan di “bungkus” kedalam beberapa bagian sehingga tidak jemu didalam memahaminya.

  
Oleh-oleh pertama: Management Transportasi

Kereta Api.

 Didalam dunia logistik, pemilihan moda Kereta (rail) merupakan salah satu pilihan yang sangat direkomendasikan dari sisi kemudahan, kecepatan, kemampuan dan kepastian waktunya. Moda-moda lainnya adalah Air (water), Udara (air), Darat (land) dan Pipa (pipe) yang mana dapat memiliki nilai tinggi manakala pemakaian moda tsb dapat pas dengan jenis barang yang ditanganinya.

Contoh, untuk menangani gas maka yang paling pas adalah dengan mempergunakan moda pipa dimana kecepatan, kemudahan dan keamannya sangat terpenuhi.

Di Jepang sendiri, Kereta seolah menjadi moda transportasi yang sangat diprioritaskan. Kereta api merupakan alat transportasi utama. Banyaknya jalur kereta dari ujung utara ke selatan dan dari barat ke timur dengan panjang lebih dari 23.670 km, menjadikan Jepang dikenal dengan negera seribu kereta. Jenisnya pun sangat beragam, mulai dari kereta biasa yang berkecepatan standard sampai dengan Sinkansen yang memiliki kecepatan diatas 300 km/jam, kereta dengan roda besi hingga yang beroda dari ban mobil. Seluruh jaringan kereta api tsb dioperasikan setidaknya oleh 7 buah perusahaan regional kereta api Jepang atau yang disebut Japan Railways (PT KA nya Jepang) yang didukung oleh perusahaan kereta api swasta, pemerintah daerah, dan patungan swasta dengan pemerintah daerah.

Pemanfaatan kereta api yang digunakan untuk pengangkutan barang sangat terasa sekali dengan semangan pemerintahnya yang mengkhususkan kereta cargo yang didukung dengan kombinasi multi cargo truk dan pergudangannya.

Untuk pengangkutan penumpang, Jepang memberikan pelayanan yang multi prima dengan menerapkan tehnologi canggih didalam pengoperasiannya. Hampir seluruh kereta penumpang non Shinkansen yang ditemui oleh peserta dioperasikan tanpa masinis, tetapi dikontrol melalui sistem komputer. Ternyata inilah kunci ontime delivery yang selama ini dijamin oleh perusahaan kereta dimana ketepatan datang dan berangkat tidak tergantung pada feeling seseorang, tetapi ditetapkan oleh putaran waktu yang telah ditetapkan. Artinya, ada tidaknya penumpang tidak akan berpengaruh pada waktu berangkat kereta tsb.

Transportasi jalan raya

Jepang memiliki 1.152.207 km jalan raya, termasuk Jalan Negara, jalan daerah, dan jalan tol yang menghubungkan kota-kota utama di Honshu, Shikoku, dan Kyushu (Wikipedia). Jalan tol yang digunakan memiliki penanganan khusus dimana pada lokasi-lokasi tertentu yang berdekatan dengan pemukiman mereka gunakan alat pembuang suara dengan mempergunakan dinding suara yang memantulkan deruman mesin kendaraan kearah atas dan menyebabkan lingkungan lebih tenang.

Otomasi karcis tol juga memberikan andil yang sangat besar pada pengurangan biaya operasional dan kecepatan mutu pelayanan sehingga menghindari resiko kemacetan karena proses penarikan kartu tol atau pengambalian pembayarannya.

Sepeda merupakan alat transportasi personal yang sangat umum di Jepang. Penggunaan sepeda hampir ada disetiap pelosok kediaman dan kantor perusahaan. Unsur safety menjadi komponen utama sehingga ada aturan yang menyatakan bahwa sepeda hanya dapat dipergunakan untuk 1 orang dewasa, tidak diperbolehkan bergoncengan.

Transportasi laut

Untuk menghubungkan kota-kota pelabuhan di Jepang, dan juga untuk menghubungkan pulau-pulau kecil dengan pulau lainnya, digunakan feri dan kapal laut. Ada 22 pelabuhan utama yang ditetapkan sebagai pelabuhan penting oleh Kementerian Lahan, Infrastruktur, dan Transportasi Jepang termasuk Chiba, Fushiki/Toyama, Himeji, Hiroshima, Kawasaki, Kitakyushu, Kobe, Kudamatsu, Muroran, Nagoya, Niigata, Osaka, Sakai/Senpoku, Sendai/Shiogama, Shimizu, Shimonoseki, Tokyo, Tomakomai, Wakayama, Yokkaichi, dan Yokohama. (Wikipedia).

Jalur pipa

Jepang memiliki 84 km jalur pipa untuk minyak mentah, 322 km untuk bahan bakar , dan 1,800 km untuk gas alam. (Wikipedia).

Transportasi udara

Bandar Udara Kansai, Osaka
Bandar udara utama di Jepang meliputi:
  1. Bandar Udara Internasional Narita
  2. Bandar Udara Internasional Tokyo atau Bandar Udara Haneda
  3. Bandar Udara Internasional Osaka atau Bandar Udara Itami
  4. Bandar Udara Internasional Kansai
  5. Bandar Udara Internasional Centrair Chubu dekat Nagoya
  6. Bandar Udara Nagoya atau Bandar Udara Komaki (J-Air)
  7. Bandar Udara Chitose Baru dekat Sapporo
  8. Bandar Udara Fukuoka
14 buah heliport diperkirakan terdapat di Jepang (1999).

 Dua maskapai penerbangan utama di Jepang adalah All Nippon Airways dan Japan Airlines. (Wikipedia).


free counters

No comments:

Post a Comment